Minggu, 15 Januari 2012

Sejarah Pemikiran Modern

Pemikiran dapat dijabarkan dengan perumpamaan sebagai berikut : otak sebagai hardware, dan logika sebagai software. Namun yang banyak kita lihat saat ini bahwa kebanyakan manusia menjalani hidup dengan tidak menggunakan otak dan hati sehingga mereka merasa hidup dengan alami tanpa mengalami kemajuan. Manusia seharusnya hidupnya terprogram (oleh diri masing-masing) baik lahir, maupun batinnya yang bisa didapatkan dengan pendidikan.
Inilah yang dimaksud dengan pemikiran modern, yaitu berpikir sesuai dengan program/terprogram. Setiap orang harus paham akan adanya perbedaan di dunia ini yang sebenarnya membuat hidup menjadi indah. Juga pada kenyataan bahwa jaman terus berjalan dan berkembang, manusia harus menyesuaikan keadaan tersebut. Manusia harus berusaha bertahan hidup dengan cara yang benar pada jaman dimana dia hidup.
FILSAFAT BARAT DAN TIMUR
Adanya kebudayaan, pemikiran, dan pemahaman yang berbeda dari negara-negara barat dan negara timur maka secara umum didapatkan dua filsafat yang berbeda, yaitu filsafat barat dan filsafat timur. Perbedaannya dapat dilihat pada tabel dibawah ini (dalam hal pemikiran):
No.
Filsafat Timur
Filasafat Barat
1.
Menganut pemahaman Cosmosentris (Pusat pemikiran ada pada alam). Jadi manusia merupakan bagian dari alam.
Pada jaman kuno menganut cosmosentris, tapi sejak kemunculan Socrates mereka berubah menganut pemahaman Antroposentris (Pusat pemikiran ada pada manusia). Jadi manusialah yang medapatkan peran, dan manusialah yang memilih.
2.
Hidupnya seperti roda.
Hidupnya seperti garis linier.
MORAL
Pada jaman dulu, orang-orang Eropa takut apabila Jerman Barat dan Jerman Timur disatukan, karena jika disatukan Jerman akan menguasai Eropa.
Pada pertengahan abad ke-20 (tahun 50-an) orang Barat tidak peduli dengan orang Timur. Mereka menganggap bahwa orang timur tidak memiliki sistem yang terprogram atau biasa disebut tradisi. Sampai pada saat munculnya sebuah filsafat yang dinamakan filsafat Confusalisme, yaitu filsafat yang ditemukan oleh orang Barat tentang Jepang(orang timur) bahwa mereka dapat bangkit kembali dengan ajaran Konghucu. Sehingga anggapan bahwa orang timur itu tidak memiliki tradisi dapat dimusnahkan.
Kunci ajaran confusalisme adalah bahwa manusia itu harus belajar, karena hidup adalah proses belajar. Siapa saja yang ditemui, jadikan mereka guru. Sebaiknya melihat kekurangan orang lain untuk dikoreksi, dan kelebihan orang lain untuk ditiru.
Ada 4 kriteria manusia :
1. Manusia yang cerdas (sejak lahir pandai, memang karunia dari Tuhan).
2. Manusia yang belajar sehingga ia menjadi pandai.
3. Manusia yang menderita terlebih dahulu (dengan kebodohannya), dan pada akhirnya sadar bahwa ia harus belajar, sehingga menjadi pandai.
4. Manusia yang menderita dengan kebodohannya, tapi tetap tidak menyadari bahwa ia harus belajar.
Jika orang Barat mengatakan “Knowledge is Power”, maka orang Timur mengatakan bahwa kekuatannya adalah moral. Tapi sekarang orang-orang timur sendiri tidak mengerti apa yang disebut moral, sehingga kehancuran negara dan masyarakat terjadi karena:
- Di parlemen tidak ada moral
- Di dalam hukum tidak ada moral
- Di dalam perpolitikan tidak ada moral
- Di dalam perekonomian dan bisnis juga tidak ada moral, dan seterusnya.
Orang yang tidak jujur pada diri sendiri, ataupun tidak adil pada orang lain juga merupakan tindakan yang tidak bermoral. Karena orang yang bermoral tidak akan merugikan orang lain.